Rabu, 18 Juli 2012

Do'a

DO'A Allah swt Berfirman : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamutentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkanpermohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklahmereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka berimankepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS : Al-Baqarah : 186) Dalam suatu perjalanan peperangan,para sahabat meninggikan suara ketikaq bertakbir, kemudian Rasulullah saw bersabda : "waha isekalian manusia, tahanlah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdo'a kepada Rabb yang tuli dan jauh, akan tetapi kalian berdoa kepada Rabb yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Sesunggguhnya Rabb yang kalian seru lebih dekat kepadaseseorang di antara kalian daripada leher binatang tunggangannya.' (HR Bukhari danMuslim) Imam Ahmad meriwayatkan dari AnasRa : "Allah ta'ala berfirman : Aku menuruti persangkaan hambaku terhadapKu dan Aku akan senantiasabersamanya jika ia berdo'akepadaKu Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Said bahwa Nabi saw bersabda : "Tidaklahseorang Muslim berdoa kepada Allah swt dengan doa yg tidak mengandung dosa ataumemutuskan tali silaturahmi : 1. Bisa jadi Allah swt akan segeramengabulkan doanya di dunia 2. Allah swt menyimpan sebagai pahaladi akhirat 3. Allah menahan keburukan daridirinya yang semisal dengan apa yang dia minta." Merekamengatakan: "Kalaubegitu kami akan memperbanyak doa." Beliau bersabda : " Allah lebihbanyak pemberianNya. (HR Ahmad) Rasulullah saw bersabda : "Doa seorang hamba akan senantiasa di kabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau memutuskan tali silaturahmi dan selama ia tidaktergesa-gesa."Seseorang bertanya,Ya Rasulullah, apa yang di amksud tergesa-gesa? Beliaupun menjawab, (yaitu) ia berkata, Sungguh aku telah berdoa, tetapi belum pernah aku melihat doaku dikabulkan, maka ia merasa letih dan akhirnya meninggalkan doa. (HR Muslim) Tiga orang yang doanya tidak akantertolak ; "Adatiga orang yang doanya tidak akan tertolak : 1. Penguasa yang adil 2. Orang yang berpuasa hingga iaberbuka 3. Doa orang yang di zalimi. Allah akan menaikkan do'anya tanpa terhalang awan mendung pada hari Kiamat, dan di bukakan bagi doa tersebut pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, 'Demi kemualiaan-Ku , Aku pasti akan menolongmu meskipun setelah beberapa waktu." (HR Ahmad) ResumeTafsir Ibnu Kats

Tafsir Surah Al-Qadr

Tafsir Surah Al-Qadr “Sesungghunya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemualiaan 1- Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu 2- Malam kemualiaan itu lebih baik dari seribu bulan 3- Pada malam ituturun malaikan-malaikat dan Ruh (Malaikat Jibril) dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusannya 4- Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar 5-. (QS Al-Qadr : 1-5) Ibnu Abbas ra berkata bahwa Allah swt menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauful Mahfudz ke Baitul Izzah di langit Dunia, kemudian menurunkannya berangsur-angsur, terperinci dan terpisah sesuai dengan peristiwa-peristiwa di masa Rasulullah saw selama 23 tahun. Rasulullah saw bersabda : “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu suatu bulan yg penuh berkah, bulan dimana Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Suatu bulan di mana semua pintu-pintu surga di buka dan pintu-pitu neraka di tutp, serta syaitan di belenggu. Di dalam bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapat kebaikan malam tersebut, maka sungguh ia tidak mendapatkannya. (HR Ahmad) Para Malaikat menebarkan keselamatan pada malam tersebut kepada mereka yang beribadah di masjid sampai terbit fajar Tanda-tanda Malam lailatul Qadr : Diriwayatkan oleh Ahmad dari Ubadah bin Ash-Shamit bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Lailatul Qadr itu berada pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Barangsiapa yang beribadah pada malam-malam tersebut karena mengharap kebaikan (pahala) nya, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu, dan dosa-dosanya yang akan datang. Malam tersebut ada pada malam ganjil, yaitu : 29, 27, 25, 23, atau malam terakhir. (HR. Ahmad) Rasulullah saw Bersabda : “ Sesungguhnya tanda lailatul Qadr itu bahwa ia adalah malam yang bersih dan terang seolah-olah ada bulan yang bersinar, tenang tenteram, cuacanya tidak dingin dan tidak panas. Bintang yang di gunakan untuk melempar (syaitan) tidak keluarpada malam itu sampai tiba waktu subuh. Dan sesungguhnya tanda di pagi harinya adalah matahari keluar dengan redup, tanpa sinar yang memancar, lebih mirip rembulan di malam bulan purnama. Dan syaitan tidak bisa keluar bersamanya pada hari itu ( HR Ahmad) Doa jika bertemu dengan malam Lailatul Qadr dari Aisyah diriwayatkan oleh Ahmad : Allahumma innaka affuwun tukhibul afwa fa’fuanna Ya Allah , Sungguh Engkau Maha pemberi maaf, Engkau suka memebri maaf, maka maafkanlah aku.  Resume dari Tafsir Ibnu Katsir

Marah

Suatu ketika Abu Bakar ashshiddiq duduk bersama Rasulullah saw tiba tiba datang seseorang yg marah marah dan saat itu Rasulullah saw masih bersama Abu Bakar dan kemudian Abu bakar membalas dengan kemarahan yang sama dan saat itu juga Rasulullah saw meninggalkan Abu bakar, maka Abu baka menegjar Rasulullah yg meninggalkannya dan bertanya mengapa Engkau ya Rasulullah saw meninggalkan aku. Rasulullah berkata saat engkau menahan marah maka malaikat ada mengelilingi engkau dan ketika engkau marah maka malaikat meninggalkan engaku dan syaitan yang menggantikan mengelilinginya, maka Aku tidak mau duduk bersama-sama dengan setan . Kisah Inspiratif yang lain Seorang anak mengeluh kepada ayahnya karena sifatnya yg suka marah, marah, jika kurang suka dengan sikap temannya marah, digoda marah dsb. Lalu ayah tersebut menghadiahkan se kotak paku dan palu kepada anak tersebut. Ayah berkata kepada anaknya, jika kamu marah maka tahanlah kemarahan itu dengan memaku satu paku di dinding itu,(sambil menunjuk dinding halaman) dan setiap kali kamu marah lagi kamu paku lagi satu dinding itu. Setelah itu anak tersebut menjalani kehidupannya dan setiap kali marah di pakunya satu paku ke dinding sampai akhirnya anak tersebut bisa mengendalikan diri untuk tidak marah lagi karena merasa capek setiap kali marah harus memaku dinding halaman tersebut. Setelah bisa mengendalikan sifat marahnya , ayah berkata “ setiap kali kamu bisa menahan marah cabutlah satu paku yang telah kamu tempelkan di dinding halaman.” Maka anak tersebut berusaha untuk dapat menahan marahnya setaip hari dan setiap dapat menahan marahnya anak tersebut mencabut paku , dan akhirnya sampai dinding tersebut tidak ada paku sedkitpun. Maka setelah tidak ada paku ayng menempel di dinding anak tersebut berkata pada ayahnya bahwa dia bisa sudah dapat menahan marahnya, terus ayah mengajak akan tersebut untuk mengamati dinding yang sudah tidak ada paku nya lagi, dan ayah tersebut berkata : “ Lihatlah apa yang terjadi dengan dinding halaman itu dahulunya bersih tidak ada kotoran atau lubang tapi lihatlah saat ini dinding tersebut sudah banyak lubang bekas paku yang engkau tempelkan, pelajarannya adalah bahwa jangan suka marah karena bisa jadi kemaran kita akan membekas pada orang yang kita marahi tersebut. Seorang sahabat minta nasehat kepada Rasulullah : “ Jangan marah, apa lagi ya rasulullah :” Jangan marah” (HR Bukhari) Bagaimana kita menangani marah : Rasulullah saw bersabda : “ apabila engkau marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah, jika engkau masih marah maka berbaringlah dan jika masih marah maka ambillah air wudhu.”  wallahu a'lam bishawab

Asbabun Nuzul Al-Kahfi

Asbabun Nuzul Surah Al-Kahfi Oleh : Dedek Naldi Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa ketika pertentangan pemikiran antara Rasulullah saw. dan kaum Quraisy di Mekah semakin memanas, kaum Quraisy meminta bantuan kepada orang Yahudi di Madinah. Kaum Quraisy mengutus Nadhir bin Haritsah dan Uqbah bin Abi Mu'aith kepada para rabbi Yahudi untuk bertanya pada mereka tentang kenabian Rasulullah saw.. Sampai keduanya di sana kemudian berkata, "Kalian adalah Ahli Kitab (Taurat), kami datang kepadamu agar kamu mengabarkan kami tentang sahabat kami ini!" Para rabbi itu menjawab, "Tanyakan padanya tiga hal yang kami perintahkan, jika ia mengetahui dua yang pertama dan tidak mengetahui yang ketiga, maka ia benar seorang Nabi yang diutus, tetapi jika ia tidak dapat menjawabnya, berarti ia mengada-ada, kemudian terserah kalian." "Pertama, tanyakan tentang para pemuda yang pergi di masa lalu, apa yang mereka lakukan, sesungguhnya mereka mengalami peristiwa yang menakjubkan." " "Kedua, tanyakan padanya tentang lelaki yang sering berkelana, ia telah mengunjungi seluruh penjuru bumi." "Ketiga, tanyakan padanya tentang apa itu roh." Keduanya lalu kembali kepada kaum Quraisy dan berkata, "Wahai penduduk Quraisy, kami datang kepadamu dengan membawa pembeda antara kamu dan Muhammad. Para rabbi Yahudi itu menyuruh kita agar menanyakannya tentang hal-hal yang mereka perintahkan." Mereka lalu datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, "Hai Muhammad, beri tahukan kami tentang pemuda yang pergi pada masa lalu, mereka mempunyai kisah yang menakjubkan, tentang laki-laki yang berkeliling ke seluruh penjuru dunia, dan beritahukan kami tentang roh." Maka Rasulullah saw. menjawab, "Akan kujawab apa yang kamu tanyakan besok." Esok pun tiba, tetapi Jibril tidak datang memberi jawaban, lalu Rasulullah saw. berdiam diri selama lima belas hari, tetapi wahyu Allah tidak kunjung datang. Penduduk Mekah terguncang, terujilah keimanan mereka, dan mereka berkata, "Muhammad telah berjanji kepada kita satu hari, dan hari ini telah lima belas hari, tetapi Muhammad belum juga memberi tahu kita tentang hal itu." Sedihlah hati Rasulullah saw. karena wahyu Allah belum juga sampai padanya. Beliau juga merasa gelisah atas apa yang dikatakan oleh penduduk Mekah. Hingga akhirnya saat yang dinantikan pun turun wahyu berupa ayat yang menegur Rasulullah ketika alpa (terlupa) mengucapkan insya Allah. "Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, "Aku pasti melakukan itu esok pagi," kecuali dengan mengatakan Insya Allah (jika Allah menghendaki)" Dan Ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat pada kebenaran dari pada ini." (al-Kahfi (18) ayat 23-24). -"Insya Allah" yang berarti "jika Allah menghendaki atau mengizinkan" bukanlah hanya sekedar ucapan atau bahkan digunakan menghindari janji, tetapi sebagai usaha sekuat tenaga dan hati untuk memenuhinya. Kata "insya Allah" menunjukkan kerendahan hati seorang hamba sekaligus kesadaran akan kekuasaan ilahi.Walaupun Rasulullah pernah lupa, akan tetapi hal ini tidak mengurangi kenabian dan keterjagaan beliau dari kesalahan. Lupa yang terjadi kepada Rasulullah adalah atas kehendak Allah, dan satu hal yang Rasulullah tidak akan pernah lupa adalah ayat-ayat al-Qur’an yang diwahyukan kepada beliau, ini janji Allah. Setiap lupanya Rasulullah, membawa hikmah dan pelajaran bagi diri beliau dan Ummatnya,Dikisahkan pula suatu waktu ketika beliau melaksanakan sholat, diperhatikan oleh sahabatnya, pada roka'aat kedua beliau langsung berdiri, dan melupakan tasyahud awwal. Lalu sahabatnya itu bertanya soal itu kepada beliau. Lalu beliau duduk menghadap kiblat, dan sujud dua kali, lalu salam. Lalu beliau menghadap ke sahabatnya itu dan bersabda, "Jika ada perubahan dalam sholat, pasti kalian akan aku beritahu, tetapi aku ini hanyalah seorang manusia yang dapat lupa sebagaimana kalian, jika aku lupa, ingatkanlah aku. Jika salah seorang di antara kalian merasa ragu dalam sholatnya maka hendaklah ia mencari yang benar, dan menyempurnakan sholatnya itu kemudian lakukanlah sujud sebanyak dua kali." (HR. Imam Muslim) Lupanya Rasulullah SAW menjadi sebab diturunkannya syari'at: "Sujud Sahwi". --Setelah turunnya beberapa wahyu Allah SWT, akhirnya Rasulullah SAW menjawab dua pertanyaan pertama beliau yaitu kisah ashabul Kahfi dan Dzulqarnain. Dan untuk pertanyaan yang ketiga, tentang apa itu ruh? Beliau menjawab dengan wahyu Allah lainnya, tapi kali ini tidak mendetail. Beliau hanya membacakan ayat, "Dan mereka bertanya tentang ruh. Katakanlah, "Ruh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit saja" (al-Isro' (17) : 85) Karena pada hakikatnya tidak ada satu manusia pun yang mengetahui apa itu ruh, juga bentuknya. Dan pengetahuan akan hal tersebut ada pada sisi Allah. Hanya Allah yang mengetahui. Dengan demikian terbuktilah bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang Rasul yang diutus oleh Allah SWT. Keraguan yang awalnya sempat merebak di kalangan penduduk Mekkah, karena Allah menahan wahyu-Nya selama 15 hari, kini pun berubah menjadi keyakinan yang mendalam akan kenabian beliau. Walaupun begitu tetap saja masih terdapat beberapa orang-orang kafir Quraisy yang ingkar.. “Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam, yang saya tidak memintanya kepada siapapun kecuali kepadamu.” Rasulullah saw bersabda, “Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah,’ kemudian Istiqamahlah.” (H.R. Muslim)  wallahu a'lam bishawab

2 Gelas Teh Manis

Dua Gelas Teh Manis Suatu petang selepas shalat Isya, seseorang datang ke tempat kang Soleh. Pakaiannya rapi, di saku bajunyapun terselip sebuah pulpen parker. Sorot matanya tajam, walau dibalut kaca mata minus. Kedatangannya ke tempat kang Soleh hanya ingin berkonsultasi tentang merasakan manisnya ibadah. Setelah berbasa – basi, orang itupun mulai bertanya kepada kang Soleh. ”Maaf nih kang, saya sudah bertanya ke beberapa orang tentang suatu hal, yang menurut saya, sulit untuk difahami oleh saya. Penjelasan yang diberikan oleh orang – orang yang saya ajak bicara, hanya bersifat verbal dan sulit difahami oleh akal sehat saya” celoteh orang itu. ”Lo... kalau sampeyan, sudah bertanya ke beberapa orang mengapa masih tanya kepada saya ?” jawab kang Soleh. ”Nah... justru saya tidak menemukan jawaban yang memuaskan, makanya saya ingin bertanya kepada kang Soleh.” ”Jadi... apa nih, masalah sebenarnya ?”, tanya kang Soleh sambil tersenyum. ”Merasakan manisnya ibadah kang ..... ” celetuk orang itu. ”Lo... itu sudah jelas, tidak sedikit dalil yang menerangkan tentang manisnya ibadah.” jawab kang Soleh. ”Justru itu kang, saya dibuat pusing....... sekarang logikanya begini kang, bagaimana mungkin ibadah kok terasa manis ? kalau maksiat dibilang manis, itu masuk logika kang.” sergah orang itu. Diam – diam kang Soleh mulai mengetahui arah pembicaraan orang yang ada di depannya. Dari bibirnyapun terdengar lirih lantunan istighfar. Sementara kang Soleh masih terdiam, orang itupun berkata lagi. ”Sekarang begini kang, seumpama saya bekerja di sebuah perusahaan sebagai kepala bagian purchasing, otomatis semua vendor – vendor yang ingin memasukkan barang ke tempat perusahaan saya bekerja, keputusannya ada di tangan saya. Nah, di posisi yang seperti ini kang, bukankah korupsi merupakan hal yang manis ? dan saya pun yakin banyak orang yang mengidam – idamkann posisi seperti yang saya tempati. Kenapa ? karena posisi basah kang, kenapa basah ? ya ... karena banyak sumber uang yang bisa dikorupsi.” Mendengar ocehan orang itu, kang Solehpun masih terdiam. Melihat diamnya kang Soleh orang itupun kembali melanjutkan bicaranya. ”Terus sekarang kan lagi ramai – ramainya piala dunia kang, sudah menjadi tren khususnya di kota – kota, ada acara nonton bareng piala dunia. Nah... biar lebih jreng ada juga yang pakai taruhan, biar lebih semangat... kalau jagoannya menang, selain senang, masih ada bonusnya kang... yakni dapat uang taruhan, yang begini ... nih... kan manis namanya.” ”Ada juga yang tidak kalah hebohnya kang sekarang, ”video porno mirip artis”, yang ini nih kang... dari bos sampai cleaning service berebut ikutan nonton, apalagi begitu maraknya pemberitaan sehingga memancing rasa keingintahuan khalayak, termasuk anak – anak SD kang ? masak mau dilarang melihat video itu ?” Sesaat kemudian, orang itu terlihat mengakhiri pembicaraannya. Kang Solehpun masih terdiam termangu – mangu mendengar penuturan orang itu. Dalam lubuh hati yang terdalam kang Soleh berkata, ”orang seperti ini belum tentu terbuka hatinya, bila dijawab langsung dengan menukil ayat – ayat Al Qur’an ataupun Al Hadits, bagi dia hanya jawaban yang masuk logika yang bisa ia terima.” ”Sudah, hanya itu ceritanya ?” mendadak kang Soleh bertanya. ”Ya itu kang, realita yang ada sekarang... yang membuat saya tidak bisa mengerti, dan memahami, ”merasakan manisnya ibadah.” jawab orang itu. Setelah terdiam sebentar, sesaat kemudian kang Soleh berkata, ” Mau minum kopi atau teh manis, ni ?” ” Teh manis, saja kang..... kalau tidak merepotkan”, jawab orang itu. Sesaat kemudian, kang Solehpun meminta isterinya membuatkan dua gelas teh manis untuk dirinya dan orang itu. Setelah sama – sama meminum, kang Soleh berkata. ” Teh ini.... rasanya manis ya ? ” ” Ya ... iya lah kang, wong pakai gula... ya jelas manis rasanya.” jawab orang itu. ” Tapi, ada juga lo.... orang yang tidak bisa merasakan manisnya gula ?” balas kang Soleh. ”Ga mungkin kang.... sudah dari sononya gula rasanya manis, mau bodoh, mau pinter, mau pejabat, mau pengemis.... kalau minum pakai campuran gula...jelas rasanya manis.” jawab orang itu. ”Orang yang sedang sakit............” jawab kang Soleh. Orang itupun tersenyum .... mendengar jawaban kang Soleh. Sesaat kemudian kang Soleh melanjutkan kata – katanya. ”Orang yang sedang sakit, tidak bisa merasakan manisnya gula. Terlepas yang sakit oranga bodoh, orang pinter, pejabat, pengemis, di saat sedang sakit, gula yang sejatinya rasanya manis terasa pahit di lidah orang sakit itu.” ”Rasa pahit yang ia rasakan, bukan karena gula tidak manis rasanya, namun karena ia sedang dalam keadaan sakit...., ia tidak bisa merasakan manisnya gula.... melainkan pahit, walaupun rasa gula yang sesungguhnya rasanya manis.” ”Orang yang sakit, bisa kembali merasakan manisnya rasa gula, ketika ia sudah menjadi sehat. Ia bisa menjadi sehat dikala penyakit – penyakit dalam tubuhnya sudah diobati dengan obat yang sesuai untuk penyakitnya, serta ditangani oleh dokter yang memang ahli mengobati penyakit tersebut.” ”Di saat sakitnya telah sembuh, dan sehatnya telah kembali, maka orang tersebut ketika meminum teh manis... bukan lagi pahit yang ia rasakan seperti rasa saat sakit, melainkan manis yang ia rasakan sebagaimana rasa yang dialami oleh orang – orang sehat lainnya.” Mendengar penuturan dari kang Soleh, wajah orang itu sedikit kelihatan pucat....diam – diam, ia mulai sedikit memahami pembicaraan kang Soleh. Setelah menghela nafas, untaian kalimat meluncur dari kang Soleh. "Orang yang hatinya mengidap penyakit tidak akan bisa merasakan manisnya ibadah, walaupun dijelaskan dengan penjelasan panjang lebarpun tidak akan bisa menerimanya, sebagaimana orang yang sedang sakit tidak bisa merasakan manisnya gula, walaupun dijelaskan secara ilmiah tentang zat pemanis yang terkandung di dalam gula.” ”Orang bisa merasakan manisnya ibadah, dikala penyakit – penyakit di hatinya telah terobati, serta ditangani oleh guru pembimbing yang sempurna sebagaimana ditangani oleh dokter – dokter ahli” ”Begitu mutlaknya guru pembimbing, karena hanya dengan bimbingannyalah kita mengetahui jenis – jenis penyakit yang ada dalam hati kita, sebagaimana seorang dokter lebih mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh tubuh kita, dibanding diri kita sendiri yang penuh kebodohan.” ”Orang – orang yang sakit hatinya, walaupun sedang beribadah di hamparan permadani Rabbani dan berhadapan secara langsung secara hakiki dengan Allah SWT, tidak bisa merasakan manisnya sebuah ibadah, padahal Allah sudah sangat dekat dan bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri.” Wallahu’alam. Kang Soleh Jarot Sumarjono

Sedikit Oleh Oleh dari Haji

Kemarin habis pulang dari menunaikan ibadah haji selalu saja diminta cerita baik oleh keluarga, temen atau tetangga sampai akhirnya cerita inilah yang sering saya sampaikan, dari pelajaran dari haji : Niat Untuk menuanaikan ibadah haji harus mempunyai niat yang kuat agar dapat bisa menunaikan ibadah haji, kita mungkin banyak melihat di sekeliling kita banyak orang yang seharusnya secara materi sudah mampu untuk melakukan ibadah haji tapi tidak juga berangkat untuk menunaikan ibadah haji, tapi ada juga kita melihat sepertinya secara materi terlihat kurang mampu tapi ternyata dia bisa menunaikan ibadah haji tersebut. nah di sinilah pentingnya niat , karena hanya dengan niat yang tadinya tidak mungkin jadi mungkin, yang tadinya masih sulit untuk mengumpulkan uang buat melaksaksanakan ibadah haji, karena niat yang kuat Allah swt memberikan kemudahan. 2. Ikhlas Ibadah haji hendakanya hanya karena Allah swt, yang telah mewajibkan kepada kita seperti dalam Al-Qur'an : Menunaikan ibadah haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Ali-Imran: 97) itulah alasan kita melaksanakan ibadah haji, bukan karena pingin di panggil pak Haji, bukan karena mau pilkada, bukan karena ngak enak sama tetangga karena sudah pada menunaikan ibadah haji, bukan karena ngak enak sama mertua yang sudah berhaji dll, tapi hendaknya ikhlaskan hanya karena Allah swt. 3. Berilmu Ketika akan menunaikan ibadah haji hendaknya kita sudah memiliki ilmu tentang bagaimana wajib, rukun , sunnah, serta bacaan dalam berhaji, karena jika mengandalkan pembimbing akan kesulitian dalam pelaksanaannya, seperti ketika tawaf kepisah dengan rombongan maka yg memiliki ilmu akan tenang karena tahu akan rukun-rukun selanjutnya atau bacaan yang dibaca, tp bagi yang tidak berilmu maka akan kebingungan bacaan atau rukun apalagi setelah tawaf, maka hendaknya belajar memahami tentang bagaimana tatacara melaksanakan ibadah haji adalah wajib hukumnya. 4. Istiqamah Istiqamah ini adalah pekerjaan yang paling sulit, apalagi setelah pulang ke tanah air, untuk beribadah di tanah Haram saja di butuhkan usaha yang cukup keras karena kondisi alam yang berbeda antara tanah haram dan tanah air, untuk menjaga sholat selalu di masjid dil haram atau masjid nabawi, di butuhkan usaha yang keras, apalagi setelah tiba di tanah air, jika di tanah haram sebelum subuh kita sudah berada di masjid sampai dapat melakukan sholat malam di masjid dilanjutkan dengan sholat shubuh, sampai di tanah air bisa tidak kebiasaan di tanah haram itu di lakukan. semoga kita di beri keistiqomahan oleh Allah untuk selalau dapat melakukan kebaikan "Ya Muqollibal Qulub Tsabit Qulubbina ala dini' " Wahai yang Membolak balikkan hati beirkan kami ketetapan dalam menjalankan agama. Semoga sedikit oleh-oleh ini dapat memberikan pelajaran bagi ane pribadi terutama dan bagi temen yang lain '"Allahummaaj alhu hajjan mabruro, wa sya'yan masykura wa dzanban maghfura" Wallahu a'lam bi shawab

3 Kaleng coca cola

3 kaleng coca cola Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian. Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng coca cola pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000. Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500. Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah. Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan bersama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000. Sekarang, pertanyaannya adalah : Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama ??? Padahal diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama. Lingkungan kita mencerminkan harga diri kita.. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP. Apabila kita berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan potensi terbaik dari diri kita, maka kita akan menjadi cemerlang. Tapi bila kita berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri Anda, maka kita akan menjadi kerdil. (Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA..!! Pesan Moral: Jadi ga apa2 milih2 teman, perbanyaklah berteman dengan orang2 yang cinta Allah & Al-Quran, niscaya kita akan mengikutinya dan derajat kita akan meningkat karenanya. aamiin. Mau tau siapa diri seseorang bisa jg siapa teman2nya, dmn ia senang bergaul, termasuk lingkungannya mulai keluarga dan tetangga. Di akhirat ia akan dikumpulkan bersama dgn apa/siapa yg ia cintai di dunia. Jgn tinggalkan al quran dan hadist, bergaul dgn ulama dan sholihin. Insya Allah selamat di dunia dan akhirat.

Perniagaan yg Tiada Merugi

Perniagaan Yang Tiada Merugi Allah swt berfirman di dalam surah Fathir 29-30 : 29. orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, 30. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri[1259]. Sesungguhnya dalam melakukan usaha di dunia itu pasti ada 2 kepastian yaitu kalau tidak untung ya merugi. Tapi ada satu usaha atau perniagaan yang tidak akan mendapatkan kerugian dengan mendapatkan imbalan Pahala dan di tambah karunia-Nya. Apakah perniagaan itu yaitu perniagaan dengan Allah swt , dengan jalan apa manusia berniaga : Membaca Al-Qur’an : Seseorang yang membaca Al-Quran akan mendapakan kemuliaan di sisi Allah swt karena kan mendapatkan berlimpah kebaikan. Membaca Al-Qur’an memang berbeda dengan membaca buku atupun kitab yang lain karena membaca Al-Qur’an itu memiliki keistimewaan tersendiri di sisi Allah swt seperti dalam hadist nabi : عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ». “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan $O!9# satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469) 2. Mendirikan Sholat Mendirikan sholat berbeda dengan mengerjakan sholat, kalau mengerjakan sholat bisa siapa saja (karena orang munafik sesungguhnya juga melaksanakan) dan waktu kapan saja dilakukan seperti sholat fardhu dikerjakan di akhir waktu. Ciri-ciri mendirikan sholat adalah : Ikhlas karena Allah swt Sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw Melaksanakan sholat di awal waktu Dilakukan secara berjamaah dimasjid (khusus laki-laki) Dilakukan dengan tidak bermalas-malas 3. Sedekah Sedekah ini adalah perbuatan yang luar biasa di sisi Allah swt. Menginfaqkan sebagian harta yang telah Allah swt berikan kepada kita adalah perbuatan yang di sukai oleh Allah, malaikat dan manusia. Allah swt berfirman Al-Baqarah : 261 261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang yg bersedekah di pagi hari akan mendapatkan doa dari malaikat: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti yang lebih baik bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan hartanya (tidak berinfaq/sedekah)” (HR Bukhary 5/270) Wallahu a’lam bishawab

Pemimpin yang Tegas dan Bijaksana

Pemimpin yang tegas dan Bijaksana Oleh KH Didin Hafidhuddin* Sungguh sangat memprihatinkan apabila kita melihat perkembangan kondisi bangsa akhir-akhir ini, di mana sejumlah persoalan besar masih belum dapat diselesaikan secara tuntas, tepat, dan sesuai dengan ketentuan hukum dan nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Kasus Ahmadiyah sebagai contoh, hingga saat ini, masih menjadi duri dalam daging sehingga selalu menimbulkan gejolak horizontal di tengah-tengah masyarakat. Padahal, akar permasalahan Ahmadiyah ini sangat sederhana, yaitu adanya penodaan terhadap hal-hal yang sangat prinsip dalam ajaran Islam. Inilah yang kemudian mengundang lahirnya fatwa MUI yang menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat. Jadi, inti persoalannya bukan pada masalah toleransi, hak asasi manusia, dan kekerasan atas nama agama, melainkan pada tidak tuntasnya penyelesaian atas penodaan agama. Jika saja Ahmadiyah ini segera dibubarkan ataupun dijadikan sebagai agama baru yang diakui secara resmi oleh negara, konflik antarmasyarakat yang sempat memakan korban jiwa tersebut dapat diminimalisasi. Apalagi, keberadaan Ahmadiyah di berbagai negara Muslim pun telah dinyatakan sesat dan keluar dari agama Islam. Di Pakistan, misalnya, Ahmadiyah telah diklasifikasikan ke dalam kelompok minoritas, bukan Islam. Demikian pula di Timteng dan Malaysia. Bahkan, Rabithah `Alam Islamy pun telah mengeluarkan fatwa tentang kesesatan Ahmadiyah sehingga mereka dilarang untuk menunaikan ibadah haji. Begitu pula halnya dengan kasus-kasus besar lain seperti skandal Bank Century, kasus Bibit-Chandra, Gayus, dan mafia pajak serta megakorupsi lainnya. Semuanya seakan-akan dibiarkan mengambang dan tidak jelas penyelesaiannya. Padahal, masalah-masalah tersebut telah menguras energi bangsa ini. Seharusnya energi bangsa ini diarahkan pada upaya peningkatan kualitas pembangunan nasional. Jika saja negara mengambil sikap tegas laiknya Rasulullah SAW yang memerintahkan penegakan hukum atas pelaku korupsi yang berasal dari kalangan elite (wanita Bani Makhzumiyyah), tingkat kejahatan korupsi dan penyalahgunaan wewenang dapat direduksi sehingga tidak lagi menjadi beban sosial masyarakat. Dengan kompleksitas problematika bangsa saat ini, ada baiknya kita becermin dari pola kepemimpinan Abu Bakar RA dan Umar bin Khattab RA, sahabat Rasul yang paling utama. Abu Bakar adalah khalifah pertama yang tampil di masa transisi pascawafatnya Nabi SAW, dan yang menghadapi sejumlah persoalan kenegaraan dan keumatan yang berat, terutama gerakan penyimpangan dari ajaran agama. Sedangkan, Umar adalah figur pemimpin pelanjut perjuangan Abu Bakar, yang mampu mentransformasi Madinah menjadi kekuatan yang disegani dunia. Kebijakan Abu Bakar Ketika memegang tampuk kepemimpinan negara, Abu Bakar menghadapi gerakan penodaan agama yang melanda sejumlah suku di sekitar Madinah. Gerakan tersebut dipelopori oleh sejumlah orang yang mendeklarasikan diri menjadi nabi palsu, seperti Thulaihah bin Khuwailid, yang mengaku Nabi pada 10 H (tahun terakhir kehidupan Rasulullah SAW), meski pada akhirnya Thulaihah bertobat dan mati syahid di ujung kehidupannya. Di antara isu yang diusung oleh gerakan sesat tersebut adalah usaha untuk memisahkan antara kewajiban shalat dan zakat, yang memengaruhi sebagian kelompok kaya yang lemah imannya pada saat itu. Bagi Abu Bakar, gerakan tersebut kalau dibiarkan akan mengakibatkan rusaknya struktur ajaran Islam. Sehingga, ia memutuskan untuk memerangi kelompok tersebut dengan mengirimkan ekspedisi pasukan ke sejumlah wilayah yang dianggap telah menistakan agama. Sebagaimana yang dikisahkan oleh Abu Hurairah, sebagian sahabat awalnya ragu dengan keputusan yang diambil Abu Bakar. Dengan ketegasan itu, para sahabat pun mendukungnya sepenuh hati. Menurut Abu Hurairah, jika saja Abu Bakar tidak mengambil tindakan tegas, gerakan sesat yang berubah menjadi makar itu berpotensi memecah belah dan mengancam keutuhan negara. Meski usia kepemimpinannya sangat pendek--hanya dua tahun, Abu Bakar mampu mengokohkan fondasi negara sepeninggal Nabi SAW. Kelembutan dan ketegasannya terbukti mampu menyelamatkan negara dari kemungkinan terjadinya huru-hara dan disintegrasi sosial yang berkepanjangan. Kebijakan Umar Sepeninggal Abu Bakar, Umar tampil memegang tampuk kekhalifahan yang merupakan struktur kekuasaan tertinggi umat Islam pada saat itu. Umar pun menghadapi sejumlah persoalan besar, terutama krisis ekonomi yang menyerang Jazirah Arab hingga ke Syam. Sebuah peristiwa yang dikenal dengan istilah Tahun Ramadah. Kemudian, ia pun menghadapi tindakan sekelompok pebisnis elite yang berusaha mengeruk keuntungan pribadi dengan jalan melanggar hukum dan melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Contohnya, ketika terjadi krisis susu di Madinah, sebagian pedagang susu berusaha menaikkan harga dengan jalan ihtikar (penimbunan). Kalaupun harga tidak naik, susu yang ada dicampur dengan air sehingga kualitasnya mengalami penurunan. Mengetahui adanya pelanggaran hukum tersebut, Umar pun memerintahkan aparat pemerintahannya untuk melakukan inspeksi ke pasar dan mengambil tindakan hukum terhadap para pedagang yang terlibat. Bahkan, Umar tidak segan memberhentikan para pejabat apabila mereka terlibat menjadi backing dan melakukan tindakan kolutif. Bagi Umar, mengganti pejabat yang tidak amanah lebih baik daripada membiarkan mereka menggerogoti dan menghancurkan kepentingan negara dan rakyat. Dengan ketegasan itu, Umar berhasil menstabilkan situasi negara. Kepercayaan terhadap negara dan aparatnya semakin kuat. Rakyat pun melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bagaimana keteladanan dan sikap hidup yang ditunjukkan Umar. Bermodalkan kepercayaan dan dukungan rakyat inilah, Umar mampu mengembangkan wilayah kekuasaan Islam hingga Afrika dan Romawi, sehingga Madinah kemudian tumbuh menjadi kekuatan penting dan berpengaruh di percaturan global. Oleh karena itu, ada baiknya para pemimpin kita belajar dari Abu Bakar dan Umar yang merupakan profil pemimpin yang tegas dan bijaksana. Ketegasan dan kebijaksanaan inilah yang sesungguhnya sangat diperlukan dalam mengatasi berbagai problematika bangsa saat ini. Wallahu a'lam. *sumber: Republika

Tehnologi Tak Bisa Menuntaskan Rindu

Tehnologi tak bisa Menuntaskan Rindu Oleh : Cahyadi Takariawan “Apa sulitnya ngomong… Telpon gak pernah, sms gak pernah…” “Aku gak punya pulsaaaaa……” Begitu kata iklan di televisi. Teknologi komunikasi seakan telah dijadikan sarana utama untuk menjalin hubungan kemesraan. Tidak masalah terpisah jarak, tapi tetaplah bicara lewat telpon atau sms, atau lewat email, chatting dan sebagainya. Namun, benarkah teknologi bisa menautkan hati ? Bisakah teknologi merawat perasaan ? Bisakah teknologi melanggengkan kecintaan ? Bisakah teknologi menuntaskan kerinduan ? Dalam kehidupan keluarga modern yang sangat sibuk, sering kita mendengar ungkapan, “Tidak penting berapa lama waktu pertemuan, namun yang lebih penting adalah kualitas pertemuan”. Ungkapan ini seakan membenarkan kesibukan suami dan isteri yang membuat mereka jarang bertemu. Kurang lebih ingin memaafkan kondisi ini dengan dalih kualitas pertemuan jauh lebih penting daripada jumlah dan waktu pertemuan. Benar, kualitas pertemuan sangat penting. Namun jangan pernah mengabaikan kuantitas pertemuan. Jangan sekali-kali menganggap bahwa jumlah atau hitungan waktu pertemuan tidak penting. Kuantitas pertemuan itu sangat penting. Sekali lagi : sangat penting! Teknologi Tidak Mampu Menuntaskan Rindu Saya tidak bisa membayangkan bahwa sebuah keluarga hidup terpisah dalam waktu yang lama dan tidak ada batas masa yang jelas kapan bertemunya. Suami bekerja di Indonesia, isteri bekerja di Malaysia. Suami bekerja di Australia, isteri bekerja di Indonesia. Suami tinggal di Kalimantan, isteri tinggal di Sulawesi. Suami menetap di Aceh, isteri menetap di Papua. Setiap hari mereka berkomunikasi melalui telepon, SMS, email, chatting, teleconference, dan sejumlah sarana lainnya yang sangat canggih. Secanggih apapun teknologi yang membuat anda selalu terhubung dengan pasangan anda selama 24 jam sehari semalam, namun ingatlah : teknologi tidak pernah bisa menggantikan kehangatan pertemuan langsung. Saat mengobrol melalui teknologi internet, saling bisa memandang dan melihat pasangannya melalui layar laptop, namun itu tidak pernah serupa dengan pertemuan langsung. Rasa kangen yang anda miliki dan ingin anda curahkan kepada pasangan, ternyata hanya berhadapan dengan benda keras bernama laptop atau komputer. Saat anda menyentuh wajahnya dan membelai rambutnya, ternyata hanya layar laptop atau layar komputer. Tidak ada yang bisa menggantikan pelukan langsung antara suami dan isteri. Teknologi tidak akan mampu menggantikan perasaan nyaman yang muncul akibat pelukan mesra. Tidak bisa dan tidak akan bisa. Pelukan suami kepada isteri, dan sebaliknya, tidak bisa digantikan oleh apapun dan oleh siapapun. Benar-benar spesial, dan tak tergantikan oleh kecanggihan teknologi. Konon, saat berpelukan, tubuh melepaskan hormon oxytocin yang berkaitan dengan rasa damai dan cinta. Hormon ini membuat jantung dan pikiran menjadi tenang dan sehat. Itulah sebabnya, pelukan diyakini dapat menambah angka harapan hidup pasangan anda. Setiap kali anda memeluk pasangan dengan penuh ketulusan dan kasih sayang, bertambahlah angka harapan hidupnya, karena bertambah kesehatannya. Hal ini akan tampak pada penampilannya yang awet muda. Perhatikan Kuantitas Pertemuan Bukan hanya kualitas pertemuan, pasangan suami isteri harus sangat peduli dengan kuantitas pertemuan. Jika suami dan isteri terpisah oleh jarak karena tuntutan pekerjaan atau alasan apapun, harus ada batas waktu yang jelas kapan kondisi seperti itu akan berakhir. Karena. Normalnya kehidupan keluarga adalah tinggal bersama dalam satu rumah tangga. Kehadiran suami dan isteri dalam rumah tangga yang harmonis, sangat memberikan makna yang dalam bagi kualitas kehidupan. Di antara bahaya keterpisahan suami dan isteri adalah muncul perasaan lebih nyaman kalau sendirian. Karena telah terbiasa tinggal terpisah dari pasangan dan dari keluarga, akhirnya masing-masing menikmati suasana kesendirian tersebut, dan bahkan terbentuk sikap merasa lebih nyaman sendirian. Bahaya sekali sikap seperti ini, karena sangat potensial menghancurkan kebahagiaan keluarga. Akhirnya menganggap tidak ada manfaatnya kebersamaan, dan merasa lebih nyaman kesendirian. Maka, jangan pernah menyepelekan kuantitas pertemuan. Benar, bahwa kualitas pertemuan sangat penting namun kuantitas pertemuan tidak boleh diabaikan. Anda harus menikmati kebersamaan dalam keluarga. Kalaupun terpaksa terpisah karena tugas atau tuntutan pekerjaan, harus ada batas waktu yang jelas. Tidak boleh terpisah untuk waktu yang tidak ditentukan. Apalah artinya berumah tangga jika tinggal terpisah dan tidak menikmati kebersamaan. Jadi, pertemuan suami dan isteri harus menjadi pertemuan yang berkualitas. Namun jangan mengabaikan kuantitas pertemuan. Anda harus selalu mengagendakan untuk bertemu dan berkumpul dalam sebuah kehangatan dan keharmonisan keluarga. Sesibuk apapun anda, setinggi apapun posisi karir anda, sepadat apapun jadwal kegiatan anda, harus selalu memiliki waktu yang cukup untuk bertemu dan berkumpul dengan pasangan dan keluarga anda. Dan jangan lupa, sering-seringlah memeluk pasangan anda. Karena teknologi tidak akan mampu menuntaskan perasaan rindu.

Nikmatnya Sholat Berjamaah di Masjid

NIKMATNYA SHALAT BERJAMA’AH DI MASJID Pada waktu adzan sholat Ashar dikumandangkan, Umar bin Khattab tengah asyik mengurusi kebunnya sehingga suara adzan tersebut terabaikan. Sampai akhirnya Beliau tidak mengikuti sholat Ashar berjama’ah. Dan setelah beliau tersadar bahwa waktu ashar telah masuk dan Beliau lupa tidak melaksanakan sholat ashar berjama’ah maka beliau menghukum dirinya dengan cara menginfaqkan semua kebunnya yang melalaikan Beliau untuk dapat melaksanakan sholat berjama’ah. Itulah gambaran dari para sahabat-sahabat Rasulullah yang mengetahui pentingnya sholat berjama’ah di Masjid, sehingga apapun yang menghalangi untuk melaksanakan sholat berjamaah akan di tinggalkan. Banyak sekali hikmah yang dapat diambil dari melaksanakan sholat berjamaah diantaranya adalah : 1. Mendapatkan pahala 27 kali dari sholat sendirian. “Sholat berjamaah lebih afdhol (dibandingkan) sholat sendirian dengan kelebihan 25 atau 27 tingkat (derajat).” (HR. Tirmidzi dan Bukhari) Jadi keutamaan sholat berjamah lebih baik dari pada sholat sendirian sampai Rasulullah dalam salah satu hadistnya memberikan gambaran bahwa sholat berjamaah itu lebih baik dari pada sholat sendirian. Maka ketika kita sholat berjamaah akan memperbanyak amal ibadah kita yang akan kita bawa di akhirat nanti. 2. Lebih Sempurna Dari Pada Sholat Sendirian. “ Seorang buta minta izin kepada Rasulullah agar (dibolehkan) meninggalkan sholat berjamaah. Karena tidak ada orang yang menuntunnya, maka Rasulullah memberikan izin kepadanya. Selanjutnya, Nabi menanyakan, Apakah kamu mendengan adzan? Ia menjawab, Ya mendengar, sabda Nabi selanjutnya, Aku tidak menemukan keringan untuk anda.” (HR Muslim dan Ahmad) Seseorang yang buta saja ketika memohon keringanan untuk tidak mengikuti sholat berjamaah dimasjid Rasulullah tidak memberikan keringanan apalagi bagi orang yang sehat kedua matanya dan mempunyai kemampuan untuk datang ke masjid. Maka panggilan adzan dari masjid wajib dipenuhi. Dan sholat berjamaahnya akan menyempurnakan orang yang melakukannya. 3. Mengikuti Sunnah Rasulullah. “Bahwa Rasulullah saw mengajarkan kepada kami sunnah- sunnah petunjuk, dan diantara sunnah-sunnah petunjuk itu ialah sholat di mesjid yang mengumandangkan adzan.” (HR. Muslim) Dengan melakukan sholat berjamaah di mesjid , dapat menghidupkan sunnah-sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dan menhidupkannya pada saat ini merupakan kemuliaan tersendiri , disaat manusia saat ini jarang sekali melakukannya. 4. Terhindar dari gejala sifat munafiq. “Sholat yang paling berat pelaksanaannya bagi orang-orang munafik ialah sholat Isya dan sholat shubuh. Andai mereka tahu kebaikan pada keduanya, tentu mereka mengerjakannya kendati dengan merangkak. “ (HR. Bukhari Muslim) Jadi sholat berjamaah terutama Shubuh dan Isya di mesjid akan terhindar dari gejala sifat munafik, karena pada zaman Rasulullah orang-orang munafik itu paling malas berjamaah untuk sholat shubuh dan Isya. 5. Terjalinnya Ukhuwah Islamiyah Dengan selalu sholat berjamaah di mesjid maka akan terjalin ukhuwah islamiyah diantara umat Islam , karena kondisi saat ini manusia yang sibuk dan jarang sekali bertemu antara umat islam yang satu dengan yang lain, maka sholat berjamaah menjadi salah satu jalan untuk saling ketemu, saling nasihat menasehati saling mencari tahu khabar saudara muslim yang lain (jika ada saudara yang tidak hadir dalam sholat berjamaah maka akan dicari tahu penyebab ketidak hadiran saudara tersebut). Maka dari beberapa paparan tentang hikmah orang yang melakukan sholat berjamaah, akan dapat memotivasi kita untuk lebih dapat melakukan sholat berjamaah di masjid dengan tepat waktu, karena inilah salah satu hal yang di sunnahkan oleh Rasulullah saw saat ini yang banyak ditinggalkan oleh umat Islam. Wallahu a’lam bi shawab

Dunia adalah Penjara dari Mukmin dan Surganya Orang kafir

Mari takjubi kisah para Shalihin. Pada ilmu & daya #ruhani mereka terkandung cahaya Allah. Maka bahkan ejekannya pun jadi jalan hidayah. Seperti kisah Ibn Hajar Al 'Asqalani; penulis Fathul Bari yang termasyhur itu, ketika suatu hari melintas dengan kereta mewahnya. Beliau dicegat oleh seorang Yahudi penjual minyak ter. Penampilan keduanya bertolak belakang. Ibnu Hajar tampak anggun & megah. Sementara Yahudi penjual minyak ter itu dekil, compang-camping, berbau busuk, & kumal. Dicegatnya Ibnu Hajar lalu dia bertanya. Nabimu mengatakan bahwa dunia adalah penjara bagi orang mukmin & surganya orang kafir (hr muslim), benarkah demikian?", ujarnya. "Betul, demikianlah sabda beliau SAW", sahut Ibnu Hajar tersenyum. "Kalau begitu akulah mukmin & kamu kafir!", hardik si Yahudi. "Oh", sahut Ibnu Hajar sembari tersenyum lagi, "Mengapa bisa demikian hai Ahli Kitab yang malang?" Jawab si Yahudi, "Coba lihat.. 8. ..aku hidup dalam susah dan nestapa sebagai penjual minyak ter, maka aku merasa terpenjara, maka aku mukmin. Sementara kamu... 9. ...hidup mewah dan megah, maka kamu seperti di surga, sehingga sesuai hadits tadi, kamu adalah orang kafir." Ibnu Hajar menyimak. Setelah tersenyum lagi, beliau berkata, "Sudikah jika aku jelaskan padamu makna yang benar dari hadits itu duhai cucu Israil?" "Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin seperti diriku, sebab segala kemewahan yang kunikmati sekarang, tak ada apa-apanya.. . ...dibandingkan apa yang Allah sediakan untuk kami di surga. Dalam kemewahan ini, kami menanti nikmat yang jauh lebih berlipat." "Maka hakikatnya, dunia ini penjara buat kami. Sementara kau, di dunia memang payah & menderita, tapi semua nestapamu itu... . ...tiada artinya dibanding apa yang Allah sediakan bagimu kelak di neraka. Duniamu yang menyiksa itu, sungguh adalah surga... ..tempatmu masih bisa tersenyum, makan, & minum; menanti siksa abadi kelak di neraka sejati." Yahudi penjual ter itu ternganga. Lalu dengan mata berkaca-kaca, dia berkata lirih, "Asyhadu anlaa Ilaaha illaLlaah, wa asyhadu anna Muhammmadan RasulaLlah.." Segera, tanpa memedulikan pakaiannya yang mungkin terkotori, Ibnu Hajar memeluk si penjual minyak ter yang kini telah berislam. "Selamat datang! Selamat datang saudaraku! Selamat atas hidayah Allah padamu, pujian hanya milikNya!" Mereka berrangkulan erat. Hari itu, si penjual minyak ter dibawa Ibnu Hajar ke rumahnya, dididik, & akhirnya menjadi salah seorang muridnya yang utama. Begitulah kekuatan ilmu & #ruhani yang tersambung ke langit suci. Orang Shalih itu mengilhami, bahkan 'ejekan'nya, jadi jalan hidayah:) @Twitter Salim Fillah

Manajemen Menahan Marah

Manajemen Menahan Marah Suatu ketika Abu Bakar ashshiddiq duduk bersama Rasulullah saw tiba tiba datang seseorang yg marah marah dan saat itu Rasulullah saw masih bersama Abu Bakar dan kemudian Abu bakar membalas dengan kemarahan yang sama dan saat itu juga Rasulullah saw meninggalkan Abu bakar, maka Abu baka menegjar Rasulullah yg meninggalkannya dan bertanya mengapa Engkau ya Rasulullah saw meninggalkan aku. Rasulullah berkata saat engkau menahan marah maka malaikat ada mengelilingi engkau dan ketika engkau marah maka malaikat meninggalkan engaku dan syaitan yang menggantikan mengelilinginya, maka Aku tidak mau duduk bersama-sama dengan setan . Kisah Inspiratif yang lain Seorang anak mengeluh kepada ayahnya karena sifatnya yg suka marah, marah, jika kurang suka dengan sikap temannya marah, digoda marah dsb. Lalu ayah tersebut menghadiahkan se kotak paku dan palu kepada anak tersebut. Ayah berkata kepada anaknya, jika kamu marah maka tahanlah kemarahan itu dengan memaku satu paku di dinding itu,(sambil menunjuk dinding halaman) dan setiap kali kamu marah lagi kamu paku lagi satu dinding itu. Setelah itu anak tersebut menjalani kehidupannya dan setiap kali marah di pakunya satu paku ke dinding sampai akhirnya anak tersebut bisa mengendalikan diri untuk tidak marah lagi karena merasa capek setiap kali marah harus memaku dinding halaman tersebut. Setelah bisa mengendalikan sifat marahnya , ayah berkata “ setiap kali kamu bisa menahan marah cabutlah satu paku yang telah kamu tempelkan di dinding halaman.” Maka anak tersebut berusaha untuk dapat menahan marahnya setaip hari dan setiap dapat menahan marahnya anak tersebut mencabut paku , dan akhirnya sampai dinding tersebut tidak ada paku sedkitpun. Maka setelah tidak ada paku ayng menempel di dinding anak tersebut berkata pada ayahnya bahwa dia bisa sudah dapat menahan marahnya, terus ayah mengajak akan tersebut untuk mengamati dinding yang sudah tidak ada paku nya lagi, dan ayah tersebut berkata : “ Lihatlah apa yang terjadi dengan dinding halaman itu dahulunya bersih tidak ada kotoran atau lubang tapi lihatlah saat ini dinding tersebut dudah banayk lubang bekas oaku yang engkau tempelkan, pelajarannya adalah bahwa yang suka marah karena isa jadi kemaran kita akan membekas pada oarng yang kita marahi tersebut. Seorang sahabat minta nasehat kepada Rasulullah : “ Jangan marah, apa lagi ya rasulullah :” Jangan marah” (HR Bukhari) Bagaimana kita menangani marah : Rasulullah saw bersabda : “ apabila engkau marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah, jika engkau masih marah maka berbaringlah dan jika masih marah maka ambillah air wudhu.”

Apa Pantas Berharap Surga

Apa Pantas Berharap Surga? Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan". Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah? Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata. Baca Qur'an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman? Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi. Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah? Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya. Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak? Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri? Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah? Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah? Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan. Astaghfirullaah ... Bayu Gautama

3 Type Manusia

3 Type Manusia “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain (HR.Bukhari) Paling tidak ada tiga tipe manusia : Manusia yg di sukai orang lain Manusia tipe ini adalah manusia yg suka dengan menjalin silaturahim, mengucapkan salam terlebih dahulu ketika berpapasan, tersenyum jika berjumpa dengan saudaranya, sering memberi nasihat, suka membantu tetangga yg dalam kesulitan, orang tipe inilah yg di rindukan oleh orang lain, karena ketika orang tersebut hadir membawa kedamaian bagi kita semua. Inilah tipe terbaik manusia. 2. Manusia yg biasa-biasa saja Manusia tipe ini seolah hidup sendiri saja di muka bumi, dia tidak pernah mengganggu orang lain tetapi dia juga tidak pernah membantu orang lain, seolah olah dia hidup tidak membutuhkan orang lain. 3. Manusia yg tidak disukai orang lain Manusia tipe ini sungguh manusia yg paling buruk sifatnya, karena dia selalu mendengki, suka membuat permusuhan dengan orang lain, menebar fitnah, sehingga orang lain akan merasa sedih jika berjumpa dengan orang tipe ini dan akan merasa bergembira jika orang bertipe ini tidak hadir di tengah manusia, Sesungguhnya merugilah orang bertipe ini. Semoga kita semua termasuk manusia yg ber tipe 1 yg dapat memberi manfaat kepada orang lain Wallahu a’lam bi shawab

Ibarat Ikan Mencari Air

Islamedia - Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.” Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.” Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Dimakah air?” Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.” Apa hikmah kisah diatas? Hikmahnya adalah manusia sering kali mengeluh dengan kehidupannya. Seolah-olah Allah Swt tidak memberikan kenikmatan dunia yang diharapkannya. Manusia kadang merasa paling sengsara hidupnya ketika kenikmatan dunia yang diharapkan belum juga hadir. Padahal kalo mau direnungkan, nikmat yang sudah Allah berikan sangat banyak yang apabila lautan dijadikan tinta dan pohon-pohon dijadikan penanya, nicaya semua itu tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat-naikmat yang sudah Allah berikan ke kita semua. Manusia yang merasa hidupnya kekurangan dan merasa belum mendapatkan nikmat dari Allah ibarat ikan yang mencari air. Padahal air begitu banyak mengelilinginya namun ia tak menyadarinya. Lalu apakah dampak dari mental manusia yang tak pernah puas dengan kenikmatan dunia? Dampak dari manusia yang merasa hidupnya sempit dan menderita? PUTUS ASA!! Dan apakah dampak dari sebuah keputus asaan? Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan yang diimpikan. Para koruptor, makelar kasus, penyelewengan pajak serta tindak kejahatan lainnya, merupakan bentuk dari mental krupuk yang berputus asa dengan nikmat Allah Swt. Dan lihatlah bagaimana Allah “berbicara” tentang putus asa. Inilah jawabnya: Allah swt. berfirman dalam surat Yusuf : 87. "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." Seorang muslim yang benar adalah seorang yang mampu menanggung musibah-musibah yang dialaminya dengan teguh dan sabar dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan memberikan hikmah yang terbaik untuknya. Seorang yang beriman, tentu mengetahui bahwa takdir Allah swt akan menjadi kebaikan baginya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Pahala dari sabar adalah surga. Anak, Isteri/Suami dan harta benda yang kita miliki bisa merupakan ujian dari Allah SWT dan jika suatu saat Allah berkehendak menguji atau bahkan mengambilnya kembali, tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali bersabar dan tidak lantas berputus asa. Allah SWT telah berfiman ”Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ”Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun”. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan secara sempurna dan rahmat dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ” (Al-Baqarah: 155-157). Rasulullah SAW juga telah memperingatkan kita agar tidak berputus asa, karena dengan berputus asa, seseorang justru akan menyiksa diri sendiri. Lihatlah kasus orang tua yang membunuh anaknya karena mereka miskin, itu adalah salah satu contoh orang yang berputus asa dari rahmat Allah. Seandainya mereka mau berusaha, Insya Allah, Allah akan membukakan pintu rezekinya untuk mereka. Namun jika mereka hanya berputus asa bahkan sampai membunuh anaknya, saya yakin justru mereka akan menderita, selain mendapat dosa, batin mereka akan tersiksa. padahal kalo mereka mau menyimak makna dari firman Allah pada surat Yusuf : 86 yang artinya : "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." hanya kepada Allah swt. kita berserah diri dan jiwa kita yang selalu berada dalam kekuasaan-NYA. jangan pernah berputus asa, atas apa yang telah ditakdirkan Allah swt. karena putus asa adalah perbuatan orang2 kafir. Wallhu’alam bisshowab